Social Icons

Sabtu, 20 Juni 2015

Keutamaan Salat Tarawih

Marhaban Ya Ramadhan,
Salam sejahtera bagi kita semua.
Alhamdulillah masih diberi rizki untuk bersua Ramadhan di tahun 2015 ini.

Mari perbanyak amalan yang meningkatkan keimanan kita.
Terutama sunnahyang hanya ada di Bulan Ramadhan.

Dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa dia berkata: Nabi SAW ditanya tentang keutamaan-keutamaan tarawih di bulan Ramadhan. Kemudian beliau bersabda:

1. Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.
2. Pada malam kedua, ia diampuni, juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.
3. Pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat.”
4. Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).
5. Pada malam kelima, Allah Ta’ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, Masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.
6. Pada malam keenam, Allah Ta’ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
7. Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir’aun dan Haman.
8. Pada malam kedelapan, Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahim a.s.
9. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allah Ta’ala sebagaimana ibadatnya Nabi SAW.
10. Pada Malam kesepuluh, Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.
11. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
12. Pada malam kedua belas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.
13. Pada malam ketiga belas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
14. Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
15. Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.
16. Pada malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.
17. Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.
18. Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, “Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.”
19. Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.
20. Pada malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).
21. Pada malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.
22. Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
23. Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.
24. Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.
25. Pada malam kedua puluh lima , Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab kubur.
26. Pada malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
27. Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
28. Pada malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.
29. Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.
30. Dan pada malam ketiga puluh, Allah ber firman : “Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.”
Akhirnya, semoga amal ibadah kita diterima dan kita mendapatkan pangkat dan derajat dari Allah sebagai seorang yang bertakwa.

Sumber Hadist dari Kitab Duratun Nasihin, Bab Keistimewaan Bulan Ramadhan.
Waallhua'lam bishoab

Selasa, 14 April 2015

Selamat Jalan

Garis hidup adalah kuasaNya,
Secarik daun jatuh, ataupun debu yg berterbangan.
Sudah ada takdir nya diatas sana,

Bahkan ketika kita tertawa,
Ada sedih yg menyelimuti.
Tak bisa dinyana, apa yg detik nanti akan terjadi
Kehendak Illahi adalah yang hakiki.

Hari ini tak aka
n terulang lagi,
Semua marah canda tawa atau kecewanya,
Setiap kata yang pernah terucap
Bagai warisan yang tlah disiapkan .

Hari ini tak kan terulang lagi,
Hangat, dingin datar ramah dalam sapaannya,
Setiap langkah nya bagai jejak yang terpatri.
Yang terkenang dalam sanubari,


Selamat jalan Ayahanda tercinta sahabatku Fida Aulia,
sosok yang ramah dan sederhana
Semoga ditempatkan di sisi terbaikNYA,
innalillahi wainna ilaihi rajiuunnn..

Jumat, 10 April 2015

Menjamah Gagahnya Merapi

Bermula dari ketidak sengajaan, ketika listrik di kos padam dan terpaksa harus mencari tempat pengungsian guna menyelesaikan deadline tugas pengembangan pembelajaran Matematika Bu Trimurtini. Bergegas saya meluncur ke kosnya zizi setelah saya tahu bahwa disana listriknya menyala.

Sambil mengerjakan tugas Matematika terbesit ide untuk jalan-jalan ke Jogja. Eh ternyata zizi sudah ada rencana untuk mendaki ke Gn. Merapi lusa. Sontak saya minta izin ikut dalam pendakian tersebut. Alhamdulillah diberi kesempatan untuk bergabung J.
Sabtu pagi kami meluncur dari Ngaliyan pukul 04.00 pagi karena teman-teman yang lain sudah menanti di basecamp Merapi sejak kemarin. Seperti biasa, kami belum tahu pasti rutenya, untungnya teman-teman kami yang sudah sampai sana masih bisa mengirimkan sms kepada zizi. Berbekal instruksi dari mereka kami menyusuri dinginnya Semarang-Ungaran-Salatiga-Boyolali pagi itu.

Sesampainya disana kami istirahat 1 jam sambil menunggu teman-teman yang lain sarapan dari bekal yang kami beli dijalan tadi. Tepat pukul 09.00 kami memulai pendakian.
Bersama Geng UIN Walisongo
Dari pos pendakian menuju new selo, kami disuguhi jalanan aspal. Sebenarnya masih bisa naik sepeda motor sampai new selo. Namun, itu dilarang. Entah apa alasannya. Saya pikir karena New Selo merupakan tempat wisata jadi tidak diizinkan jika pendaki mau menitipkan sepeda motor disini. Sampai New Selo kami beristirahat sebentar, dan mempersiapkan perbekalan guna mulai memasuki kawasan taman nasional gunung Merapi.
Rute berikutnya adalah jalan plester bersambung dengan jalan setapak tanah. Butuh sekitar 1,5 Jam untuk sampai di pos selanjutnya. Yaitu gerbang pendakian. Pada setiap pos pendakian terdapat papan penunjuk posisi keberadaan dan jarak serta kisaran waktu yang akan ditempuh  untuk sampai di setiap posnya. Untuk sampai di puncak kami harus melewati Gardu New Selo - Gerbang pendakian-Pos 1 – Pos 2 – Pasar Brubah-Puncak Merapi (Puncak Garuda).
Gerbang Taman Nasional Gunung Merapi

Perjalanan kali ini lumayan terkendali dibanding dengan pendakian pertama saya di Gunung Lawu. Jika dilihat dari medannya hampir mirip, namun lebih menanjak Merapi menurut saya. Tapi tidak bisa dibandingkan juga karena masing masing gunung memiliki karakteristik kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kita dapat menemui medan tanah dengan kanan kiri hutan dari mulai New Selo sampai Pos 1. Dari pos 1 sampai Pos 2 kita akan disuguhi medan tanah dan setengahnya batu-batuan besar. Sedangkan pos 2 sampai pasar bubrah kita akan melewati batu batuan bekas letusan vulkanik yang teksturnya sedimen.
Kondisi Medan Pos 2 menuju Pasar Bubrah

Sebelum sampai di Pasar Bubrah ada beberapa makam atau patok yang menandai pendaki-pendaki yang gugur di tempat tersebut. Sekitar 3 patok kalai tidak salah. perjalanan menuju pasar brubah vegetasi tumbuhannya adalah perdu, jadi dari sana kita sudah dapat melihat gagahnya puncak (kawah merapi) yang mengeluarkan asap belerang. Beberapa titik di Pasar Brubah ada semacam alat yang menurut perkiraan saya itu adalah alat deteksi getaran atau gempa dalam gunung. Mungkin itu alat untuk mendeteksi berapa kali terjadi guguran di dalam gunung sehingga dapat dianalisis ketika akan terjadi letusan.
Suasana di Pasar Bubrah

Kami sampai di Pasar Bubrah (pasar setan pada pukul 16.00). Bergegas para pejantan tangguh mendirikan tenda dan para wonder woman menyiapkan peralatan masak untuk sekadar mengisi perut setelah tenaga terkuras. Udara dingin yang mulai terasa membuat saya tidak berkutik di dalam tenda sampai pagi menjelang. Hanya sesekali keluar dari tenda ketika ingin solat atau ke belakang. Suasana berbeda pada malam hari dibanding dengan ketika pertama kali kami sampai pada sore itu. Pasar Bubrah disulap layaknya pasar yang sesungguhnya dengan tenda-tenda dan cahaya cahaya kecil dari dalamnya. Keramaian datang dari perbincangan hangat dari masing-masing regu pendakian. Ada yang bernyanyi ada yang sibuk membuat makanan, ada yang sekadar bermain permainan kecil untuk menghabiskan malam itu. Ada juga yang naik ke puncak Merapi pada malam itu, cahaya yang menyala dari senter mereka terlihat layaknya sekumpulan semut yang berbaris rapi dari bawah ke atas. Sedangkan saya berdiam ditenda, istirahat karena rasa pegal terasa disekujur tubuh saya.
Sang Merbabu dari Merapi

Paginya kami berkesempatan menikmati mentari terbit menantang puncak merapi. Dari tempat kami berada kami juga dapat melihat gunung Merbabu yang letaknya tidak jauh dari Merapi. Setelah puas menikmati sang surya, kami bersiap untuk mendaki sang Merapi. Medan yang akan kami tempuh adalah pasir dan batuan labil.
Perjalanan lumayan berat, karena langkah yang kami pijakan akan longsor beberapa cm karena yang kami injak adalah pasir. Saya pikir setelah melewati pasir pasir itu, keadaan akan membaik. Namun ternyata tidak, batuan batuan cadas dengan pijakan yang labil membutuhkan keahlian layaknya atlit wall climbing. Teman-teman yang sudah sampai dipuncak menambah semangat saya untuk menyelesaikan perjalan itu di puncaknya :) .
Tepian Kawah Gunung Merapi

Dan perjuangan itu terbayar ketika saya berhasil berkumpul dengan yang lainnya di puncak, dibibir kawah merapi. Walaupun kami tidak meikmati Puncak Garuda dan kami disambut dengan kabut, saya tetap bersyukur dapat selamat sampai kawah itu menikmati bau belerang yang samar-samar tercium. Kami hanya sebentar menikmati kawah merapi. Karena cuaca yang sudah tidak mendukung kami bergegas turun untuk berkemas dan kembali ke pos pendakian. Benar saja, sepanjang perjalanan kami diguyur hujan sampai di pos pendakian. Sekitar pukul 17.00 kami bertolak ke Semarang .

Ada sedikit adat yang baru saya tahu beberapa hari ketika sudah mendaki di Merapi. Konon adatnya, kalau kita mendaki 2 gunung itu, merapi dan merbabu. Eloknya harus mendaki Gn. Merbabu dahulu sebelum menjajal Gn. Merapi. Wallahu’alam ^_^

Selasa, 10 Maret 2015

Candi Surowono : Menikmati sejarah di Pare

   Jika ingin menghabiskan waktu di Pare Kampung Inggris Kediri belum lengkap kalau tidak berkunjung ke Candi dan Goa Surowono. Hanya dengan 15 menit dengan bersepeda dari Jalan Brawijaya Pare.
      Candi Surowono secara dministratif terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Propinsi Jawa Timur. Candi ini diperkirakan oleh para ahli arkeologi merupakan pendharmaan  Bhre Wengker dari masa Majapahit seperti yang terawat dalam Kitan Negarakertagama bahwa Bhre Wengker meninggal pada tahun 1388 M di dharmakan di Curabhana. Candi ini diperkirakan didirikan pada tahun 1400 M karena Pendharmaan seorang raja dilakukan setelah 12 tahun raja itu meninggal setelah dilakukan upacara Srada.
Candi ini berdenah bujur sangkar menghadap kebarat, berukuran 7,8 m x 7,8 m dan tinggi 4,72 m. Bagian pondasinya terbuat dari bata sedalam30 cm dari permukaan tanah. Secara vertical arsitekturnya terdiri dari bagian kaki dan tubuh terbuat dari batu andesit. Sedangkan atapnya sudah runtuh. Bentuk candi ini tambun berbeda dengan bentuk candi-candi periode Majapahit lainnya yang langsing / ramping.
Pada keempat sudut candi terdapat relief raksasa (gana) duduk jongkok tangan menyunggi ke atas seakan-akan mendukung Prasawyapatha. Dibagian kaki terdapat relief binatang dan cerita Tantri. Relief tersebut berupa dan buaya, burung dengan yuyu, singa dengan (petani), ular dengan binatang berkaki empat, gajah dengan badak, orang dengan kera, kijang dengan burung, serigala, naga, kura-kura, itik dan ikan.
Kemudian di masing-masing sisi terdapat tiga panil relief, sebuah panil besar diapit dua panil kecil. Panil-panil besar dan panil kecil yang berada disudut barat daya berelief cerita Arjunawiwaha. Penggambaran reliefnya Arjuna diikuti dua punakawan. Tangan kanan Arjuna menunjuk anak panah dan tangan kiri berada dipinggangnya. Di depan babi berdiri Batara Siwa, tangan kanan dipinggangnya, tangan kiri memegang busur. Panil kecil yang berada disudut timur laut berelief cerita Bubuksah. Penggambarannya ada dua orang, seorang kurus dan seorang gemuk duduk berhadapan. Panil kecil di sudut tenggara berelief cerita Sri Tanjung. Penggambarannya ada seorang wanita naik ikan (Sri Tanjung) seorang laki-laki duduk, pergelangan kaki kiri diletakkan diapaha kanan (Sidapaksa duduk di tepi sungai yang dilalui roh Sri Tanjung).
Pada bagian tubuh terdapat hiasan tonjolan-tonjolan bunga terartai (Padma) Berdasarkan relief ceritanya Candi Surowono berlatar belakang Agama Hindu.


Perjalanan ke Pare Kediri : Bukan lagi nekat, tapi gila

 Mengunjungi kampung inggris sudah menjadi rencana kami (saya dan aryun) sejak akhir desember 2014. Kami mengambil program 1 bulan dan program akan dimulai tanggal 25 Januari 2015 di Global english. Kami memastikan rencana kami dengan membayar biaya kursus dan asrama di menit-menit terakhir batas pembayaran tepatnya disela-sela musara (musyawarah Racana).
     Kami tahu bahwa tanggal 25 januari masih ada kegiatan KMD, tapi kami bersepakat untuk izin pada 2 hari terakhir. Tapi tanpa diduga, aryun ada acara mendadak  yaitu pembrivetan UBALOKA semacam pengambilan lencana UBALOKA di gunung ungaran tanggal 24 s.d tanggal 25 januari. Jadi kita merubah rencana dengan menunda jadwal keerangkatan. Dengan perjanjian kita harus berangkat siang. Karena saya dan aryun tidak tahu secara pasti rute yang akan kita lalui.
Robot Besi yang membawa kami ke Pare dengan berbagai barang bawaan
        Waktu yang dinantikan telah tiba. Tanggal 25 januari 2015. Hari yang sangat pajang menurutku. Karena dini hari saya begadang untuk melunasi keterlambatan saya di acara api unggun KMD.  Keesokan paginya saya harus menitipkan motor saya untuk dikembalikan kerumah.  Serasa badan sudah meminta untuk istirahat. Setelah saya bangun saya tersadar waktu menunjukkan hampir pukul 14.00 WIB. Saya menghubungi Aryun katanya ia juga masih persiapan dan mau makan siang dulu. Maka kita berangkat pukul 15.00 WIB dari ngaliyan.
        Ditengah perjalanan kami berhenti untuk sholat dan mengisi bensin di Ungaran. Tepat pukul 16.00 WIB. Kami sampai salatiga pukul 16.30 sepertinya. Dan disini saya mulai merasa berdosa terhadap orang tua saya, karena mereka mulai mengkhawatirkan saya setelah mereka tahu kalau saya baru sampai salatiga.  Sekitar pukul 17.30 kami mulai memasuki kawasan sragen, dan pukul 18.25 kami berhenti untuk sholat mghrib dan sekadar istirahat. Sesaat kami istirahat, ibu menelpon dengan nada setengah khawatir bercampur marah. Ya saya akui ini kesalahn saya, karena saya sudah diwanti-wanti untuk tidak melakukan perjalanan di malam hari. Kemudian pesan dari mas masuk, di berpesan
“kalau tidak tahu jalan, berangkat pagi. Kalau malam begini terus bagaimana, sudah tidak tahu jalan,”
Awalnya saya membacaya datar, tapi sesaat kemudian saya baru sadar ternyata pesan tersebut sedikit mengandung nada marah setelah pesan kedua masuk.
“Jalan Ngawi itu banyak Hutan Jati, hati-hati.
Ngikuti orang saja.
Periksa motornya, terutama ban, jangan sampai kebocoran ditengah perjalanan.
Bensinnya dicek “
Bergegas kami melihat gps, hanya punya saya yang  masih bisa diandalkan, ternyata kita baru melewati belum setengah perjalanan.
Perjalanan semakin melelahakan dan sedikit membuat takut karena kita tak kunjung keluar dari wilayah sragen.  Sampai akhirnya kami memasuki kawasan hutan jati yang dimaksud. Berbekal nekat, kami melaju dengan terus melihat kondisi sekitar. Kami hanya berpikiran entah apa yang terjadi kami akan terus melajukan motor ini. Alhamdulillah kami dapat melewati hutan tersebut dengan selamat, sedikit rasa cemas kami hilang.
                Perjalanan kembali dilanjutkan dengan mengikuti arah Nganjuk. Sebenarnya untuk sampai ke Pare setelah nganjuk bisa langsung ke Pare. Namun malam itu kami malah ke Kediri dahulu. Karena petunju dijalan hanya ada Kediri. Alhasil kami menghabiskan waktu kami untuk berkutat keluar dari kota Kediri. Sampai kami melewati Gumul 5 kali. Akhirnya kami bertemu dengan pedagang kaki lima yang kebetulan juga mau pulang ke arah Pare, kami pun diantar sampai memasuki jalan Pare Kediri. Perjalanan tidak berhenti disitu, kami tak kunjung menemukan Lembaga yang akan kami singgahi. Hampir saja salah masuk lembaga. Untungnya di kantor lembaga kami masih ada para tutor yang sedang rapat sampai larut malam. Dan salah dua dari mereka mengantarkan kami ke camp kami Male 8 (Supernova). Tidak berpikir panjang, saya langsung menjatuhkan tubuh saya ke kasur yang sudah disediakan J



Sabtu, 17 Januari 2015

Lirik Lagu Sheila On 7 “Lapang Dada”

Album Musim yang Baik
Oleh : Eross

Apa yang salah dengan lagu ini,
Kenapa kembali ku mengingatmu,
Seperti aku bisa merasakan,
Getaran jantung dan langkah kakimu
Kemana ini akan membawaku

Reff:
Ku harus bisa, bisa berlapang dada
Ku harus bisa, bisa ambil hikamhnya
Karena semua, tak lagi sama
Walau ku tahu dia pun merasakannya

Di jalan yang setapak kecil ini,
Seperti ku mendengar kau bernyanyi
Kau tahu kau tahu raskau juga rasamu

Reff:
Ku harus bisa, bisa berlapang dada
Ku harus bisa, bisa ambil hikamhnya
Karena semua, tak lagi sama
Walau ku tahu dia pun merasakannya

Kemana ini akan membawaku
Aku tak kan pernah tahu


Mengirim cahaya untukmu..

Lirik Lagu Sheila On 7 “Belum”

Album Musim yang Baik
Oleh: Duta

Nafas terengah, ada dan tiada
Mencoba tegar, namun tak kuasa
Saat aku mendengar jawabannya
Yang aku suka bilang belum bisa

Uuu...

Perut mual walau bukan waktunya
Motor pun ikut tak mau menyala
Menambah lengkap semua derita
Yang aku suka bilang belum bisa

Belum 7x.. aaa...

Reff:
Belum, karena rasa itu belum ada
Belum, karena dia tak mau tergesa
Belum, karena hati belum terbuka
Berikan dia ruang ‘tuk indah di waktunya

Bukan kilogram tapi ton menimpa
Memang berat tapi itulah cinta
Semakin susah segala upaya
Kelak tak mudah untuk lepaskannya

Belum 7x ... aaa...

Reff:
Belum, karena rasa itu belum ada
Belum, karena dia tak mau tergesa
Belum, karena hati belum terbuka
Berikan dia ruang ‘tuk indah di waktunya


Aaaa...

Lirik Lagu “ Musim yang Baik” Sheila On 7

Album Musim yang Baik
Oleh : Eross

uu... ku berjalan sangat jauh
Uuu.. tak temukan yang ku mau
Tapi dia tak menyerah menungguku
Dan akhirnya aku pulang ke pelukannya

Reff:
Kucari dan terus kucari
Ternyata dia tumbuh mekar di dekatku
Slama ini dan slama ini
Ternyata doanyalah yang melindungiku

Uuu,,, musim kan berubah
Uuu... merekahlah semua

Kucari dan terus kucari
Ternyata dia tumbuh mekar di dekatku
Slama ini dan slama ini
Ternyata doanyalah yang melindungiku

Bridge :
Ku tak lagi bisa ...
Terpisah darinya,..
Ku tak lagi bisa..
Hidup tanpa dia..

Reff:
Kucari dan terus kucari
Ternyata dia tumbuh mekar di dekatku
Slama ini dan slama ini
Ternyata doanyalah yang melindungiku

Terus terus mencari dan terus terus terus mencari
Terus terus mencari dan terus go.. go...

Lirik Lagu “Sampai Jumpa” Sheila On 7

Album Musim yang Baik
oleh : Adam So7

Hari ini satu temanku pergi
Pergi jauh tak kan pernah kembali
Sekeras apapun menangis
Tak kan merubah yang tlah terjadi
Harus ku lepas

Hari ini kan ku ingat kembali
Semua tempat, jalan,
Waktu bersamanya
Setiap kata yang telah diucap
Bagai warisan yang tlah disiapkan
Harus ku jaga

Bridge:
Selamat jalan...
Selamat jalan teman...
Selamat jalan...
Sampai jumpa

Reff:
Tuhan yang aku cinta
Mudahkan jalan dia
Tuhan yang aku cinta
Sambut kehadirannya

Hari ini satu temanku pergi
Pergi jauh, dan tak kan pernah kembali
Sekeras apapun menangis
Tak kan merubah yang tlah terjadi
Harus ku lepas...

Mulai hari ini tak kan terulang lagi
Senyum, canda, marah atau kecewanya
Badai rindu yang kini ku rasa
Badai rindu tak kan pernah reda


Sampai Jumpa
 
Blogger Templates