Social Icons

Kamis, 06 Desember 2018

Pertentangan

Ada sesuatu yg dilarang, tapi ingin sekali dilakukan.

Ada rasa yang temaram, namun sulit sekali diucapkan.

Ada gejolak yg menggebu, akan tetapi tertahan tuk berujung temu.

Dilema yg membatasi langkah
Atau ingin yg tak tentu arah.

Sebuah rindu akhirnya berujung pasrah
Ingin disemai sendiri, tapi tak berani
Karena hati nurani selalu punya cara membela diri


Rabu, 31 Oktober 2018

Mimpi, Bermakna atau Bunga Tidur Saja?

Subuh tadi saya terbangun dengan terperanjat.
Bukan karena mendengar adzan,bukan.
Tetapi sesuatu mengusikku.
Kucoba mengingatnya. Mimpi barusan.
Apa yang kupikirkan sebelum tidur sampai-sampai mimpi seperti itu?.

~~~~~~~~~◇◇◇◇☆◇◇◇◇~~~~~~~~~
Sedang ada hajatan di rumah. Cukup meriah. Namun aneh hatiku gelisah. Sampai-sampai aku sendiri yang menemui para tamu untuk meminta mereka menunggu sebentar sambil mempersilahkan tempat duduk tikar di lantai. Selang sekejap, aku sudah di dalam kamarku memakai mukena putih sedang solat di rakaat terakhir. Kekhusukanku terganggu oleh orang-orang yang lalu lalang mulai pulang. Setelah kuselesaikan solatku. Kuambil hp dan melihat status teman yg menyukai acaraku karena ada kembang api besar berbentuk hati. Kugenggam hp itu dan segera kumenemui kerumunan di ruang tengah. Beberapa menjabat dan mengucapkan "sabar ya nis".
Tak lama ada notifikasi WA dari seorang laki-laki. Sebuah pesan singkat "I love you ❤" dan seketika hatiku sendu kelabu.

Mimpi, apakah bermakna atau penghias tidur saja?

Sabtu, 21 Juli 2018

Nuansa Hujan Kala Itu

Ia mendarat dengan sendu
Sebagai pengobat rindu
Diiringi awan kelabu
Hujan yang perlahan melagu

Seirama deras darah
Memuncak tak tau arah
Kembali ia tampak
Berwujud romantisme suara

Perlahan menghayutkan memori
Segala rasa yang telah terpatri
Ikut berdendang menari
Dari siulan hingga jemari

Layaknya aku tersesat mundur
Ke jurang yang sama
Hangatnya hanya cukup
Untukku saja

Siang yang mendung
Senin, 16 Oktober 2017

Rabu, 02 Mei 2018

Renungan dalam Hari Pendidikan Nasional 2018

Pendidikan

Pernah ku dengar, bahwa pendidikan berarti sama artinya memberikan pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan kepada sekelompok orang.
Hingga beberapa waktu yang telah terlewati,
Menyadarkanku bahwa pendidikan tidak sebatas bangunan, yang disertai tembok-tembok pelindung dari dunia luarnya atau gubuk  yang disertai atap yang melindungi kita dari terik matahari dan hujan. Yang kita sebut sekolah.

Pendidikan itu lebih dari itu, lahannya terbentang luas.
Tidak ada batas dan tidak beratap yang hanya menjadi pengekang dan penghalau gerak.

Dan yang terlupa adalah :
Setiap dari kita itu pendidik untuk generasi anak-anak dan cucu-cucu kita.
Ini sebagai pengingat kita agar minimal memiliki satu hal baik yang dapat sebagai tauladan. Dan setiap dari kita masih bertanggungjawab tidak hanya atas kelangsungan hidup kita namun juga kelangsungan hidup anak cucu kita nanti.

Setiap dari kita juga adalah peserta didik dari lahir sampai nanti ke liang lahat.
Ini sebagai pengingat kita bahwa kita akan selalu dapat belajar di mana saja, kapan saja dan dalam keadaan apa saja bergantung sebagaimana hati dan jiwa kita sadar akan pelajaran yang berada di sekitar kita.
Ilmu tidak akan mengahampiri orang-orang yang sombong, sebagaimana air yang selalu bergerak.

Semoga pesan yang pernah disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara selalu diingat, bahwa esensi dari memberikan pendidikan adalah untuk mencapai keselamatan dan rasa kebahagiaan.

Selamat
Hari Pendidikan Nasional

“Semoga jiwa kita selalu haus akan aliran ilmu dan hati kita selalu sadar akan tanggungjawab mengalirkan ilmu itu kembali”


Pendidik yang sedang dalam program untuk mendapat sertifikat pendidik :)


Rabu, 04 April 2018

Tentang yang Menunggu dan Mencari

Keduanya pada ruang waktu yang tidak sama.

Yang menunggu terlihat bersantai menghirup waktu.
Siapa yang dapat menerka ?.
Hatinya gundah ditelan keresahan dalam penantian.

anis saidah rahman

Yang mencari terlihat tergesa-gesa, berpacu dengan waktu.
Siapa yang sangka ?.
Jiwanya telah lelah menelan rasa kecewa berulang kali.

Baik menunggu dan mencari seakan menyiakan waktu,
Belum tentu juga yang dicari akan bertemu,
Dan yang ditunggu akan berjumpa.

Namun,
Mereka bersandar pada dinding yang sama, yaitu “kesabaran”.
Menggantungkan keyakinannya pada sang Maha.

Hingga sang waktu mendetakkan detik,
Saat yang menunggu diketemukan oleh yang mencari.
Detik itu akan tercipta ketika,
yang menunggu berani bergerak untuk dipilih.
Dan yang mencari berani berhenti untuk memilih.



                                                                                                                         Semarang, 27 Maret 2018
 
Blogger Templates