Social Icons

Selasa, 07 Oktober 2014

Belajar dari sebuah pensil

Seorang guru pernah berpesan kepada saya, bahwa dalam hidup di dunia ini resapilah prinsip pensil.
Sebelum pensil keluar dari pabriknya dan mulai digunakan ia diberi beberapa nasehat bahwa kelak ia akan :

11. Bergantung kepada tangan yang mengunakan
Jika pensil dipegang oleh tangan anak kecil ia hanya digunakan untuk mencoret saja, namun ketika ia dipegang oleh seorang pelukis, ia akan digunakan membuat karya yang indah.

Sama halnya dengan diri kita, lingkungan tempat kita bermasyarakat sangat berpengaruh terhadap tabiat dan kebermanfaatan kita. Jika ingin baik dekatlah dengan orang-orang baik.

2.     Bergantung kepada kemampuan untuk dituntun
Jika pensil ketika digunakan berontak dan tidak mau mengikuti yang memegang kendali, maka ia bisa saja patah.

Filosofi dari peristiwa tersebut, yaitu ketika kita memiliki ego yang sangat tinggi bahwa kita tidak butuh bantuan orang lain, maka hal tersebut akan menghancurkan kita. Cobalah untuk mempercayai orang yang menuntun kita, membantu kita dan peduli terhadap kita. Niscaya kita akan dimudahkan dalam kehidupan.

3.     Melewati proses yang sakit
Dalam penggunaannya, pensil harus diserut dan meraskan sakit. Namun tak apa, karena untuk mendapatkan hasil tulisan yang maksimal pensil harus diserut.
Begitupun manusia, kita harus mengalami cobaan, ujian, masalah yang sering membuat kita sakit untuk ditempa agar kita menjadi manusia yang dapat maksimal menjalani kehidupan karena sudah sering makan garam kehidupan.

4.     Dilengkapi dengan penghapus
Setiap menulis, pensil tak lepas dari kesalahan. Namun ia mampu mengoreksi kesalahannya karena dilengkapi dengan penghapus.
Selayaknya pun manusia harus demikian. Tak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Yang terpenting setelah melakukan kesalahan kita harus segera mengoreksinya dengan cara memperbaiki dan jangan sampai terulang kembali kesalahan tersebut.

5.      Yang paling berharga adalah bagian dalam
Tak peduli seberapa cantik dan menariknya pensil dari luar, ketika digunakan yang dinilai adalah bagian dalamnya.
Tak jauh beda dengan manusia, fisik tidaklah begitu penting, karena dalam menjalani kehidupan hati dan jiwa lah yang menjadi prioritas utama.
6.    Tinggalkan jejak
Semakin lama digunakan, pensil akan semakin pendek dan habis. Maka ketika masih dapat digunakan pensil harus meninggalkan coretan yang berharga dan bermanfaat.
Demikian juga manusia. Usia kita lambat laun akan semakin pendek, maka lebih bijaknya ketika kita masih diberi kesempatan untuk menghirup udara di dunia setiap langkah kita, perkataan kita, dan perbuatan kita haruslah meninggalkan jejak postif.

7.     Patah bukan akhir dari segalanya
Ketika pensil patah, ia masih bisa diserut kembali, walaupun sakit ia rela diserut untuk dapat digunakan lagi.

Ketika manusia gagal, seharusnya kita harus mau menerima rasa pahit itu dan selalu berusaha untuk bangkit walau sakit. Karena gagal bukan akhir dari segalanya jika kita masih mau dan mampu untuk hidup untuk memulai langkah baru.

* hasil gubahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates