Social Icons

Jumat, 17 April 2020

Iseng-iseng Berhadiah

Minggu, 12 April 2020

Hari ini sudah minggu ke 5 menjalani masa "dirumahaja". Yah walaupun tetap beberapa kali ke luar rumah karena pekerjaan yang tidak bisa dilakukan online. Dampaknya pun lumayan membuat bingung mau ngapain. Padahal hari-hari biasanya sebelum pandemi COVID-19, saya termasuk yang suka sekali rebahan bermalas-malasan. Hahaha. Tapi kalau dipaksa dan dengan kondisi seperti sekarang ini kok jadi tidak nyaman. Walaupun sebenarnya sama saja, ya mungkin karena pikiran kita dipenuhi rasa ketakutan akan pandemi ini. Jadi membuat tubuh kita juga tidak bisa merasa nyaman. Kalau terlalu banyak pikiran memang membuat semuanya tidak enak. Tidak hanya pusing, badan bisa menjadi sakit bahkan kejiwaan juga sedikit terganggu mungkin ini. Kata kerennya "burnout"

Nah, selama WFH (Work From Home) kerja dari rumah ini, berbagai kegiatan sudah saya lakukan, seperti berkebun (metik bunga di sekolah atau minta ke orang, beli alat-alat berkebun, menyiapkan media tanam, menanam, merawat dan menyiram) dah itu saya kasih penjelas biar kelihatan sibuknya. Padahal ya kegiatan intinya menanam bunga. Huuuu
Setelah itu setiap pagi memberi tugas ke murid, malamnya merekap nilai. Belum lagi ini sedang diberi tugas tambahan jadi operator BOS. Disela-sela itu semua, ya megang Hp. Buka youtube, instagram, fb(akhirnya membuka fb lagi), tokopedia (cuma lihat-lihat saja. Harus hemat. Jangan sampai lengah tiba2 semua dibeli.)

Tapi ketika itu pas hari minggu.  Posisinya hari itu tidak  sedang membagi tugas ke anak-anak. Berkebunnya sudah hari-hari yang lalu. Paling menyirami tanaman hanya setengah jam saja. Pekerjaan rumah juga sudah selesai (paling cuma menyapu lantai dan halaman, cucian sudah beres hari Jumat kemarin).  Yang bisa dilakukan ya buka Hp. Udah tuh seharian sampai siang lihat youtube dan IG sampai muser-muser koneksinya. Malamnya jadi bingung mau mengerjakan apa.
Entah ada angin apa, saya akhirnya melakukan hal yang sebenarnya sudah sering saya lakukan, ketika sudah tidak tahu mau ngapain dengan Hp saya. Mau nonton Youtube sudah malas itu itu saja. IG juga kadang koneksinya lambat. Medos yang lain ya kadang kita juga bisa di satu titik malas membuka medsos kan?.
Harusnya sih bisa "call a friend" wuiihh kayak kuis "Who wants to be milioner" yak hahaha. Tapi jujur ndak pernah tuh teleponan sama temen (aneh gak? Gak kan?). Eh, ditelepon sih  pernah sama temen grup (anak-anak kos sama sekawan).

Akhirnya saya iseng mengetik nama sendiri di kolom pencarian Mbah Google. Yups nama sendiri. Saking gabutnya dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kalian pasti pernah kan seperti itu?. Jangan sampai saya merasa aneh lagi. Karena melakukan hal ini. Hehehe.
Jadi mencari nama sendiri di Mbah Google tidak pertama kali ini saya lakukan. Dulu sewaktu kuliah, di kosan juga pernah. Mungkin satu tahun sekali pasti muncul ide iseng ini. Mencari nama sendiri di google.

Beberapa situs atau halaman muncul ketika saya ketik nama saya, halaman pertama di google sudah tidak asing lagi. Karena isinya sama ketika terakhir kalinya saya mencari nama sendiri. Kemudian saya klik halaman selanjutnya. Ada beberapa yang baru. Seperti skripsi, tentang PPG. Ya karena itu yang baru dilakukan 3 tahun terakhir. Kemudian halaman ketiga saya buka. Sampai di pertengahan halaman. Saya penasaran. Kok ada web tentang Gusdurian?. Berita apa ini?. Karena saking penasarannya langsung saya buka websitenya dan saya baru ingat. "Oh ini".
Ya saya baru ingat, kalau duluuuuuuuuuuu (agak panjang ya, karena sudah lama memang.) Saya pernah mengirimkan naskah puisi ke sebuah komunitas yang sedang mengadakan semacam peringatan untuk Gus Dur. Akhir 2018 tanggal 31 Desember pagi saya lihat status WA teman yg seorang aktivis. Saya tertarik ikut, tapi deadlinenya ternyata tinggal hari itu saja. Padahal saya kalau membuat tulisan ya biasanya tidak bisa diburu-buru seperti ini. Tapi akhirnya hari itu entah apa yang saya tulis, puisi untuk Gus Dur jadi juga. Langsung saya kirim.

Entah, hari-hari berikutnya saya sibuk apa. Hingga akhirnya tidak mengecek e-mail sama sekali.  Pernah sih kepikiran puisi saya itu diterima apa tidak, ketika sekilas melihat acara launching kumpulan puisi tersebut di IG ketika bertepatan dengan perayaan Haul Gusdur di Kendal. Ketika itu yg saya pikirkan adalah berarti puisi saya tidak masuk ke dalam bukunya. Karena di keterangan IG tersebut tertulis "launching buku dengan dihadiri tokoh-tokoh penting dan para undangan kontributor puisi.

Jadi saya kaget, kok ternyata puisi saya masuk ke buku ini. Saya coba cari CP yang bisa dihubungi, ketemu ada 2 nomor. Laki-laki dan perempuan. Akhirnya saya menghubungi kontak yang laki-laki. Kebiasaan dari dulu  sih ini. Kalau ada pilihan menghubungi CP  dan tertera laki-laki dan perempuan.  Saya lebih memilih menghubungi yang laki-lakinya. Lebih enak saja. Kadang kalau perempuan dalam pandangan saya agak lebih judes. Hahaha.
Setelah saya kirim pesan tanya-tanya tentang buku tersebut. Tidak lama kemudian dibalas oleh CPnya. Bukunya masih ada dan siap kirim. Saya tanya lagi, apakah kalau kontributor berarti gratis?. Malah masnya balik tanya. "Mbak Nisa termasuk yg menulis puisi kah?.
Tidak mau terlalu PeDe, saya cuma bilang "Saya tidak tahu mas, tapi dulu pernah ikut mengirimkan".
Tidak lama kemudian. Masnya mengirimkan link berita yang sudah saya buka.
"Selamat ya Mbak Nisa. Anda termasuk salah satu kontributor. Bukunya juga gratis."
"Apa dulu tidak mendapat email dari kami?".

Saya langsung buka email.  Ndak ada tuh email dari komunitas. Baru beberapa menit , saya coba buka di bagian lain email. Eh ternyata ada.
Jadi selama ini ketika saya buka email di Hp yang muncul di bagian depan itu cuma email yang populer (kayaknya yang sering saya buka/pernah berinterkasi dengan saya). Nah jika pertama kali mengirimkan email, akan masuk ke inbox seperti biasa.. Aduh,, kenapa kamu Nis. Gitu aja ndak teliti.
Akhir Januari memang ada 2 email dari komunitas tersebut. Pertama, undangan untuk menghadiri launching buku. Kedua, tanda terima kasih berupa sertifikat online. Jadi nyesel kan saya, kenapa tidak teliti saat mengecek email.

Ya sudah lah, yang lalu biarlah berlalu. Yang terpenting dapat gratis buku. Eh bukan, yang penting puisi saya yang belum seberapanya itu masuk ke dalam buku yang didedikasikan kepada Gus Dur dan direstui langsung oleh putrinya ketika launching. 

Kemarin, buku itu sampai di tangan dengan selamat.
Eh ternyata ada beberapa orang yang saya kenal juga ikut mengirimkan puisinya. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates